REKAM JEJAK

PERSEROAN

PT Indonesian Tobacco Tbk.

Sejarah, Perkembangan & Pencapaian Perusahaan

Hingga tahun 2019, sejarah, perkembangan, dan pencapaian PT Indonesian Tobacco Tbk. dapat diklasifikasikan menjadi 3 periode:

 

1960 - 1980

Keadaan dimana pasangan Chandra Saksono harus memulai usaha kecilnya, setelah terlepas dari pekerjaan nya sebagai guru sekolah china yang harus mengalami penutupan pada masa itu. Hal tersebut membuat pasangan Chandra Saksono memulai usaha membuat minyak rambut dengan konsep industri rumahan dan menitipkan nya pada beberapa toko di Surabaya dan pada saat itu dipakailah Radia sebagai nama usaha. Dari penjualan keliling ini diketahuilah bahwa produk tembakau linting sangat laku keras di pasaran, sehingga pasangan Chandra Saksono ini memulai usaha nya membuat tembakau linting, dengan konsep industri rumahan dan produk nya dijual di toko –toko di area Kembang Jepun – Kenjeran, Surabaya.

Proses produksi produk tembakau linting yang pada awalnya dikelola di halaman rumah belakang oleh pasangan Chandra Saksono, ternyata perlahan tapi pasti mulai dikenal oleh para pelanggannya dengan menggunakan merk Kuda Terbang dan Pohon Sagu. Produk tembakau linting yang tadi nya hanya dijual di sekitaran Kembang Jepun – Kenjeran Surabaya, berangsur-angsur mulai menyebar ke Pontianak dan beberapa area di Papua. Proses produksi otomatis mengalami peningkatan sehingga membutuhkan lokasi usaha yang luas dan dipilihlah gudang di sekitar Kenjeran Surabaya. Dan sejak awal tahun 1970 an hingga menjelang akhir tahun 1970 an, proses produksi dilaksanakan di gudang Kenjeran Surabaya ini.

Karena terjadi nya kebakaran di gudang Kenjeran di sekitar tahun 1979, membuat pasangan Chandra Saksono harus memutar alih strategi dan mempertahan kan produk yang sudah laku dan permintaan pasar yang ada, akhirnya diputuskanlah untuk sementara memperkecil produksi.

1981 - 2000

Dengan adanya kejadian kebakaran di gudang Kenjeran, maka pasangan Chandra Saksono ini harus mempertahankan usaha nya dan mencari tempat usaha yang luas untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. Dan pada saat itu pasangan Chandra Saksono mendapatkan penawaran gudang di Malang. Maka dengan segala upaya dan perjuangan dari pasangan Chandra Saksono ini dibelilah gudang di Malang ini. Dan usaha yang tadi nya menggunakan nama Radia berganti nama menjadi NV. Indonesian Tobacco & Industrial Company (akuisisi dan merger) sesuai dengan izin peruntukan gudang di Malang tersebut, yang pada akhir nya berubah nama menjadi PT Indonesian Tobacco.

 Segala proses produksi di gudang Kenjeran Surabaya pada akhir nya dipindahkan ke Malang dan gudang Kenjeran Surabaya dijual kepada pihak lain. Merk – merk Lampion Lilin dan Anggur Kupu mulai juga diluncurkan di masa ini.

 Pada sekitar akhir tahun 80 an putra dari pasangan Chandra Saksono yaitu, bapak Djonny Saksono mulai masuk ke usaha ini dan membantu marketing dan produksi serta melakukan banyak pembenahan manajemen usaha. Proses produksi yang awalnya dari industri rumah tangga menjadi manufaktur dengan tonasi produksi sekitar 250 ton sampai dengan 300 ton pertahun, perlahan tapi pasti, naik menjadi sekitar 500 ton sampai 600 ton per tahun. Pada periode ini juga dimulailah penjualan export ke Malaysia dan Singapore dengan merk produk berupa Butterfly dan Pohon Sagu.

2001 - Sekarang

Sejak sekitar tahun 2000, Perseroan mengalami banyak perubahan dengan mengadaptasi sistem manajemen terintegrasi dengan mulai diterapkannya ISO 9001. Ekspansi area penjualan pasar lokal dan pengaturan produksi serta adanya research and development untuk produk baru diadakan dan Perseroan meluncurkan produk tembakau premium baru dengan merek tembakau Manna. Pembukaan pasar di area Sulawesi dan Maluku serta penetrasi pasar di Kalimantan dengan produk tembakau Manna digalakkan dalam kurun waktu enam tahun terakhir. Di tahun 2017, pembukaan area ekspor baru dan peluncuran merek baru tembakau Papillon dilakukan di Jepang

Pada periode tahun 2017, Perseroan mengembangkan produk tembakau Manna dengan tujuan untuk menjangkau pasar yang masih dapat dikembangkan lagi di wilayah Indonesia bagian Timur. Penjualan tembakau Manna mulai mendapat cinta dari pelanggan dan mulai mendapatkan market share di Kalimantan dan Sulawesi, sehingga penjualan tembakau Manna juga mulai memberikan kontribusi peningkatan pendapatan selama tahun 2023 untuk Perseroan.

Pada periode tahun 2019 hingga 2023, Perseroan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) guna menunjang keberhasilan operasional Perusahaan, khususnya dalam bidang K3

Pada tahun 2022, Perseroan menambah penerapan sistem manajemen lain yang terintegrasi, yakni Sistem Manajemen Lingkungan berbasis ISO 14001 serta Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berbasis ISO 45001.

Di awal tahun 2023, Perseroan berhasil melakukan eksternal audit dan mendapatkan sertifikat atas implementasi ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, ISO 45001:2018 dari AMTIVO Indonesia serta SMK3 PP 50 dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Penerapan sistem manajemen yang saling terintegrasi ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah dalam efektivitas kerja serta menunjang keberlangsungan bisnis Perseroan.

AREA PEMASARAN

Hingga akhir tahun 2024, produk tembakau kemasan dari PT Indonesian Tobacco Tbk. telah diekspor ke Malaysia, Singapura, Jepang dan India. Sedangkan di dalam negeri, pasar masih didominasi oleh kota-kota di luar pulau Jawa

Alamat

PT Indonesian Tobacco Tbk.

Jl. Letjen S. Parman No. 92
Malang-65122, East Java, Indonesia

Roll Your Own Tobacco

Telp

+62 341 491017

Fax

+62 341 491407

Email

contact@indonesiantobacco.com